Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa banyak konsekwensi bagi dunia pendidikan, salah satunya perubahan paradigma guru, Dalam proses pembelajaran terutama menghadapi tantangan abad 21, pendidik dituntut untuk dapat merencanakan dan menerapkan berbagai model pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), menantang dan inovatif yang berpusat pada siswa (student centered), sehingga siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu pendidik harus dapat menyampaikan tujuan/manfaat mempelajari suatu tema/mata pelajaran, dan menggunakan beragam media pembelajaran.
Sementara itu, di sisi lain, pendidik juga harus menyesuaikan diri dengan kehadiran peserta didik generasi z yaitu anak-anak yang lahir setelah tahun 1995, setelah layanan internet pertama oleh Indonet di Indonesia tersedia pada tahun 1994. Berikut beberapa karakteristik peserta didik generasi z antara lain :
Karena perubahan karakteristik peserta didik, format materi pembelajaran, pola interaksi pembelajaran, dan orientasi baru abad 21 maka memerlukan ruang-ruang kelas lebih interaktif.
Salah satu metode pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan potensi peserta didik yaitu metode Project Based Learning ( PjBL). Metode Project Based Learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang menjadikan peserta didik sebagai subjek atau pusat pembelajaran, menitikberatkan proses belajar yang memiliki hasil akhir berupa produk. Selain itu menurut Fathurrohman, PjBL merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Adapun tujuan Metode Project Based Learning (PjBL) adalah:
Dalam kegiatan layanan bimbingan klasikal di bidang karir, penggunaan metode Project Based Learning (PjBL) dapat dimanfaatkan dalam pemilihan program studi. Terlebih dahulu, peserta didik diminta untuk berdiskusi tentang berbagai pilihan program studi di perguruan tinggi. Kemudian, peserta didik diarahkan untuk menggali potensi diri masing-masing melalui beberapa indikator pertanyaan, lalu menentukan cita-cita atau pilihan karirnya, selanjutnya menuliskan usaha yang harus dilakukan dalam mencapainya. Setelah semua komponen tergali, baru peserta didik dapat menentukan arah pilihan program studi yang sesuai dengan potensi dirinya. Semua kegiatan di atas dituangkan dalam bentuk career mapping. Peserta didik diarahkan untuk memanfaatkan handphone dan aplikasi yang ada di dalamnya missal canva, untuk membuat suatu proyek career mapping. Hasil produk tersebut lalu dipresentasikan di depan kelas.
Berdasarkan evaluasi proses dalam layanan bimbingan klasikal dengan metode Project Based Learning (PjBL), terdapat peningkatan keaktifan peserta didik di dalam kelas selama layanan berlangsung. Beberapa peserta didik sudah mampu melakukan tanya jawab dengan guru, selain itu beberapa peserta didik juga mampu mengeluarkan pendapat ketika menaggapi hasil produk proyek dari temannya yang melakukan pemaparan presentasi di depan kelas, sehingga keaktifan di kelas telihat.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode Project Based Learning (PjBL) mampu mendorong peserta didik untuk dapat berkolaborasi, kritis, kreatif dan komunikatif dalam memecahkan suatu masalah, sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan baru tidak terbatas hanya dari pemaparan guru.
Tinggalkan Komentar