Oleh : Nora Kresnawati, S.Pd.
Sistem pengajaran sebagai bagian integral dari sistem kegiatan pendidikan, merupakan fenomena yang harus diperbaiki dan dikembangkan oleh pihak-pihak terkait dan berkepentingan. Hal ini menyangkut kurikulum, metode, media pengajaran, materi pengajaran, kualitas pengajar, dan lain sebagainya sehingga tercipta sistem pengajaran yang baik dan berorientasi ke masa depan.
Dengan demikian perlu dikembangkan kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada masa depan, dan menjadikan peserta didik tidak hanya sebagai objek belajar tetapi juga subjek dalam belajar. Seorang guru harus kreatif dan inovatif dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) sehingga seluruh siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
Salah satu metode pembelajaran yang tepat dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran adalah metode debat aktif (active debate). Metode debat aktif termasuk dalam kategori pembelajaran aktif (active learning), yaitu pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa di kelas. Secara umum debat adalah adu pendapat/argumen yang dilakukan oleh dua pihak baik perseorangan maupun kelompok, yaitu pro dan kontra. Melvin L. Silberman (2013: 27-28) keaktifan siswa dalam debat terlihat dari penyampaian argumentasi dan pertanyaan, keikutsertaan siswa dalam diskusi, memperhatikan jalannya debat, dan pengumpulan lembar penugasan.
Tujuan metode debat aktif ini adalah untuk melatih siswa berargumen yang kuat dalam memecahkan suatu permasalahan yang kontroversial serta memiliki sikap demokratis dan saling menghormati setiap pendapat yang berbeda. Muhammad Arif (2016: 72) moderator juga memberikan motivasi dan stimulus pada siswa agar siswa tidak kehabisan bahan pembicaraan, sehingga kecermatan moderator dalam memahami suatu topik dari berbagai sudut pandang sangat diperlukan.
Hasil observasi setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode debat aktif di kelas, menunjukkan peningkatan dalam keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran. Tiap siswa berani dalam mengemukakan argumennya masing-masing. Ada siswa yang mampu memberikan argument yang kuat adapula siswa yang argumennya belum terlalu kuat.
Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa adanya pembelajaran berbasis active debate dapat mendorong seseorang dalam mengembangkan dirinya untuk mendapatkan pengetahuan baru dengan kebebasan yang mereka miliki dan tidak terbatas hanya atas pemberitahuan dari orang lain. Dengan demikian hal ini mendukung pada proses pembelajaran dengan pendekatan active debate yaitu pendekatan yang memberikan kebebasan pada siswa untuk berfikir kritis mengenai sesuatu pada pembelajaran.
Tinggalkan Komentar